gardezt.jw.lt
Q
Q 25/01/25
Q ON : 1 Users
Q 06:44 WIB
Bookmark Now !!!
Cerita Maksiat

Percumbuan terpanjang

Kamis, 22 November 2012

Selama kuliah, hubungan mereka tidak pernah lebih dari teman. Baru
setelah keduanya lulus, hubungan itu agak berubah. Kebetulan Val
mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan Inggris yang memiliki kantor
cabang di Indonesia, dan Arya pernah pula bekerja paruh waktu di
kantor yang sama. Mereka sering bepergian berdua, dan akhirnya
memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu apartemen. Sejak itulah,
hubungan seksual menjadi bagian dari persahabatan mereka. Hanya
saja, persahabatan itu tak pernah berkembang lebih jauh. Keduanya
tidak pernah saling mengucap cinta, dan keduanya tahu bahwa masing-
masing punya orang-orang lain yang dicintai. Arya adalah pria Asia satu-
satunya yang bercinta dengan Val, dan bagi Val ia adalah sesuatu yang
istimewa. Tetapi Val juga tahu, perbedaan budaya keluarga mereka
berdua sangatlah besar untuk dijembatani dengan sesuatu yang lebih
jauh dari persahabatan. Maka jadilah hubungan keduanya sebagai
hubungan persahabatan dan seksual belaka. Beberapa kali mereka
pernah mencoba melihat peluang untuk meningkatkan hubungan, tetapi
sekian kali pula mereka merasa tidak menemukan persamaan. Tidak
berapa lama setelah Val mendapat kedudukan manajer dan dikirim ke
Indonesia untuk mewakili perusahaannya, Arya mendapat pekerjaan di
Amerika Serikat. Perasaan duka menyelimuti keduanya ketika
kenyataan itu tiba. Setelah hampir dua tahun hidup bersama, sulit juga
rasanya berpisah. Walaupun tidak menangis, Val merasa sebuah
kekosongan terjadi dalam hidupnya ketika mereka berpisah di Heathrow
Airport di London. Mereka berjanji akan terus berhubungan, karena toh
Arya masih memiliki orang tua di Jakarta dan sesekali akan datang
menjenguk Val. Ketika pesawat British Airways yang membawanya ke
Indonesia sudah berada 10.000kaki di atas permukaan bumi, Val
menghela nafas panjang, dan tiba-tiba menyadari bahwa kedua
matanya ternyata agak basah oleh air mata. Begitulah akhirnya Val dan
Arya dipisahkan oleh Lautan Pasifik. Kantor Arya ada di Boston, dan Val
di Jakarta. Tetapi untunglah ada e-mail yang bisa menjadi media
bertukar berita di antara mereka. Dan setelah dua bulan, keduanya
menjadi sama-sama sibuk dan perlahan- lahan semakin jarang bertukar
berita. Pada bulan keenam di Indonesia, Val sudah hampir tak pernah
mengirim dan menerima e-mail dari Arya, dan kesibukan membuatnya
tidak terlalu merasa kehilangan. Sampai suatu hari, di bulan September,
sembilan bulan setelah mereka berpisah, Val mendapat sepotong berita
pendek dari Arya...will visit my old folks in this Thursday, see you there...
Val terpana memandang layar PC- nya, seperti tak percaya bahwa
ternyata ia akan segera bertemu Arya lagi. Dari tak percaya,
perasaannya segera berubah gembira, dan ia mengangkat kedua tangan
sambil berteriak, " Yess!", membuat sekretarisnya terkejut. "I'm okay,
Evi..." ucap Val sambil tertawa kecil melihat sekretarisnya melongo, "I'm
more than okay, actually..." "Shall I write it down?" jawab Evi menggoda,
karena ia memang sedang bersiap menerima dikte dari boss wanitanya
ini. Val pun tambah keras terbahak. Arya tiba malam hari dan langsung
menuju rumah orang tuanya. Dari sana ia menelpon Val, dan membuat
janji untuk bertemu Sabtu siang ini. Dengan kaos t-shirt merah tua yang
ketat dan rok jean Levi's, Val datang ke rumah orang tua Arya untuk
menjemputnya. Kedua orang tua Arya telah mengenal Val dengan baik,
dan keduanya memaksa Val untuk makan siang, yang tentunya tak bisa
ditolak. Sebetulnya, makan siang itu enak sekali: ayam panggang bumbu
rujak, gado-gado dan udang goreng kering. Tetapi Val dan Arya merasa
tidak lapar. Sejak bertemu, yang ada di dalam diri mereka cuma gejolak
rindu bercampur birahi. Bagi Val, inilah pertama kali di Indonesia ia
merasakan gejolak seperti itu. Ia begitu ingin segera memeluk Arya
yang kini tampak lebih putih dengan rambut dicukur rapi. Ia ingin segera
bercumbu dengan pria yang ia tahu sangat hangat di ranjang ini. Tetapi,
di depan kedua orang tuanya dan dua adik perempuannya, Val menjaga
diri sekuat hati. Untunglah Arya membantunya dengan juga bersikap
menahan diri. Kalau tidak ada keluarga Arya, mereka pasti sudah
bergumul dan bercumbu saat itu juga. Setelah tiga jam yang sangat
menyiksa Val dan Arya, setelah minum kopi yang disediakan ibu,
barulah mereka berdua bisa keluar rumah. Mereka bilang ingin jalan-
jalan berdua, dan kedua orang tua Arya mengangguk mahfum, tanpa
banyak tanya lagi. Maka setelah berbasa- basi mengucapkan permisi,
keduanya pun melesat menuju apartemen Val di bilangan Kebayoran
Baru. Arya yang memegang setir, dan Val duduk rapat-rapat. Sepanjang
jalan, Val meremas-remas paha Arya, menggeser-geserkan payudaranya
yang sintal ke lengan Arya, membuat Arya was-was takut menabrak
mobil di depannya. Val sudah sangat bergairah ingin bercumbu, dan
badannya terasa hangat seperti bara yang siap berkobar menjadi api.
Untunglah jalan- jalan tidak terlalu ramai di Sabtu sore ini, sehingga
akhirnya mereka tiba di apartemen Val sebelum matahari terbuka.
Cepat-cepat mereka keluar dari mobil dan bagai dua remaja berlarian
menuju lobby. Sesampai di kamar apartemennya, Val terburu-buru ke
kamar mandi. Cepat-cepat diloloskannya celana dalam yang sudah agak
basah di bagian bawahnya. Lalu ia masuk ke bath-tub dan mengambil
sabun wangi. Diusapnya seluruh kewanitaanya dengan busa-busa sabun,
lalu dibasuhnya dengan air hangat. Ia ingin agar kewanitaannya harum
menggairahkan malam ini, karena ia tahu Arya akan memberikan
sesuatu yang selama ini menjadi favorit Val: lidahnya yang panas dan
cekatan! Keluar dari kamar mandi, Val melihat Arya sudah ada di kamar
tidur, membuka kaos dan jeans-nya, sehingga hanya bercelana dalam.
Dengan mata bergairah, dipandangnya tubuh yang kokoh dan atletis itu.
Val sangat mengagumi tubuh Arya yang coklat kehitaman, tidak seperti
tubuhnya yang baginya terlalu putih. Sebuah denyut birahi terasa di
kewanitaannya setiap kali Val memandang tubuh lelaki itu. Cepat-cepat
dibukanya t-shirt, beha dan roknya, lalu ia segera menyusul Arya ke
kamar tidur. Sejak dari rumah Arya tadi, Val sudah dilanda birahi. Ia
ingin segera bermain cinta dengan lelaki menggairahkan ini. Terakhir
kalinya ia bertemu Arya hampir setahun lalu, itu pun dalam sebuah
permainan cinta yang terburu-buru, karena mereka sedang sama- sama
sibuk. Kejadiannya juga di sebuah motel kecil di Bedford, sesaat sebelum
Val berangkat ke Indonesia dan Arya bertugas ke Amerika Serikat.
Tanpa basa-basi, Arya mendorong tubuh Val ke kasur, menyebabkan
gadis pirang yang seksi ini terjerembab di kasur empuk. Keduanya sudah
seperti diburu-buru oleh nafsu yang bergejolak tak tertahankan. Arya
menerkam tubuh putih mulus yang sintal dan padat itu dengan penuh
gairah. Val menjerit manja menyambutnya. Mereka berguling- gulingan
saling berciuman, saling meremas, saling menindih. Sprei dan bantal
segera berantakan dibuatnnya. Arya segera mengambil inisiatif kala
tubuh mereka sudah terasa panas bergejolak. Didorongnya Val dengan
lembut agar tidur menelentang. Setengah dari badannya terletak di luar
ranjang, sehingga kedua kakinya yang indah menggantung di pinggir
ranjang. Lalu Arya berjongkok di antara kedua kaki Val, dan Val dengan
tegang menunggu layanan istimewa kekasihnya. Inilah permainan
pembukaan yang selalu dinantinya dengan penuh antisipasi. Belum apa-
apa, Val sudah bergidik menahan geli yang akan segera datang. Arya
pun menciumi paha yang mulus ditumbuhi bulu-bulu halus itu, membuat
Val mengerang pelan. Apalagi kemudian Arya mulai menjilati pahanya,
menelusuri bagian bawah lututnya. Val menggelinjang kegelian. Val
merasa pahanya bergetar lembut ketika lidah Arya mulai menjalar
mendekati selangkangnya. Panas dan basah rasanya lidah itu,
meninggalkan jejak sensasi sepanjang perjalanannya. Val menggeliat
kegelian ketika akhirnya lidah itu sampai di pinggir bibir kewanitaannya
yang telah terasa menebal. Ujung lidah Arya menelusuri lepitan- lepitan
di situ, menambah basah segalanya yang memang telah basah itu.
Terengah-engah, Val mencengkeram rambut Arya dengan satu tangan,
perlahan menekan, memaksa pria itu segera menjilatnya di daerah yang
paling sensitif. Dengan satu tangan lainnya, Val menguak lebar bibir-bibir
basah di bawah itu, memperlihatkan liang kemerahan yang berdenyut-
denyut, dan sebuah tonjolan kecil di bagian atas yang telah mengeras.
Lidah Arya menuju ke sana, perlahan sekali. Val mengerang, " Come
on.... come on..", bisiknya gelisah. Rasanya lama sekali, membuat Val
bagai layang-layang yang sedang diulur pada saat seharusnya ditarik.
Val mati angin. Tak berdaya, tetapi sekaligus menikmati
ketidakberdayaan itu. Arya akhirnya menjilat bagian kecil yang
menonjol itu, menekan-nekan dengan ujung lidahnya, memutar- mutar
sambil menggelincirkannya. Val menjerit tertahan, kedua tangannya
melayang lalu jatuh mencengkram sprei. Geli sekali rasanya, ia sampai
menggeliat mengangkat pantatnya, menyorongkan lebih banyak lagi
kewanitaannya ke mulut Arya. Serasa seluruh tubuhnya berubah
menjadi cair, menggelegak bagai lahar panas. Arya kini menghisap-
hisap tonjolan yang seperti sedang lari bersembunyi di balik bungkus
kulit kenyal yang membasah itu. Tubuh Val berguncang di setiap
hisapan, sementara mulutnya tak berhenti mengerang. Terlebih-lebih
ketika satu jari Arya menerobos liang kewanitaannya, lalu mengurut-
urut dinding atasnya, mengirimkan jutaan rasa geli bercampur nikmat ke
seluruh tubuh Val. Kedua kakinya yang indah terbuka lebar, terkuak
sejauh-jauh mungkin, karena Val ingin Arya menjelajahi semua bagian
kewanitaannya. Semuanya! Maka Arya pun melakukannya. Ia tidak
hanya menjilat dan menghisap, tapi juga menggigit pelan, memutar-
mutarkan lidahnya di dalam liang yang panas membara itu,
mendenguskan nafas hangat ke dalamnya, membuat Val berguncang-
guncang merasakan nikmat yang sangat. Dua jari Arya kini bermain-
main di sana, keluar-masuk dengan bergairah, menggelitik dan
menggosok-gosok, menekan-nekan dan mengurut. Cairan-cairan hangat
memenuhi seluruh kewanitaan Val, mulai membasahi bibir dan dagu
Arya. Jari-jari yang keluar-masuk itu pun telah basah, menimbulkan
suara berkecipak yang seksi. Val menggelinjang tak tahan lagi,
merasakan puncak birahi melanda dirinya. Matanya terpejam menikmati
sensasi yang meletup-letup di sela-sela pahanya, di pinggulnya, di
perutnya, di dadanya, di kepalanya, di mana-mana! Arya merasakan
kewanitaan Val berdenyut liar, bagai memiliki kehidupan tersendiri.
Warnanya yang merah basah, kontras sekali dengan rambut- rambut
pirang di sekitarnya, dan dengan tubuhnya yang putih seperti pualam.
Dari jarak yang sangat dekat, Arya dapat melihat betapa liang
kewanitaan Val membuka-menutup dan dinding-dindingnya berdenyut-
denyut, sepertinya jantung Val telah pindah ke bawah. Arya juga bisa
melihat betapa otot- otot di pangkal paha Val menegang seperti sedang
menahan sakit. Kedua kakinya terentang dan sejenak kaku sebelum
akhirnya melonjak- lonjak tak terkendali. Arya terpaksa harus memakai
seluruh bahu bagian atasnya untuk menekan tubuh Val agar tak
tergelincir jatuh. Begitu hebat puncak birahi melanda Val, sampai dua
menit lamanya perempuan yang menggairahkan ini bagai sedang
dilanda ayan. Ia menjerit, lalu mengerang, lalu menggumam, lalu hanya
terengah- engah. Arya bangkit setelah Val terlihat agak tenang. Berdiri,
ia melepas celana dalamnya. Kelaki-lakiannya segera terlihat tegak
bergerak-gerak seirama jantungnya yang berdegup keras. Val masih
menggeliat-geliat dengan mata terpejam, menampakkan pemandangan
sangat seksi di atas hamparan sprei satin mewah berwarna biru muda.
Tangan Val mencengkram sprei bagai menahan sakit, kedua pahanya
yang indah terbuka lebar, kepalanya mendongak menampakkan leher
yang mulus menggairahkan, rambut pirangnya terurai bagai membingkai
wajahnya yang sedang berkonsentrasi menikmati puncak birahi. Arya
menempatkan dirinya di antara kaki Val, lalu mengangkat kedua paha
Val, membuat kewanitaannya semakin terbuka. Val tersadar dari buaian
orgasmenya, dengan segera menuntun kejantanan Arya memasuki
gerbang kewanitaannya. Tak sabar, ia menjepit pinggang Arya dengan
kedua kakinya, membuat pria itu terhuyung ke depan, dan dengan cepat
kelaki- lakiannya yang tegang segera melesak ke dalam tubuh Val. Bagi
Arya, rasanya seperti memasuki cengkraman licin yang panas berdenyut.
Bagi Val, rasanya seperti diterjang batang membara yang membawa
geli-gatal ke seluruh dinding kewanitaannya. Belum apa-apa, Val sudah
terlanda gelombang puncak birahinya yang kedua. Begitu cepat! Arya
pun segera melakukan tugasnya dengan baik, mendorong, menarik
kejantanannya dengan cepat. Gerakannya ganas, seperti hendak
meluluh-lantakkan tubuh putih Val yang sedang menggeliat- geliat
kegelian itu. Tak kenal ampun, kejantanan Arya menerjang-nerjang,
menerobos dalam sekali sampai ke dinding belakang yang sedang
berkontraksi menyambut orgasme. Val menjerit-jerit nikmat, menyuruh
Arya lebih keras lagi bergerak, mengangkat seluruh tubuh bagian
bawahnya, sehingga hanya bahu dan kepalanya yang ada di atas kasur.
Arya mengerahkan seluruh tenaganya untuk memenuhi permintaan Val.
Otot-otot bahu dan lengannya kelihatan menegang dan berkilat-kilat
karena keringat. Pinggangnya bergerak cepat dan kuat bagai piston
mesin-mesin di pabrik. Suara berkecipak terdengar setiap kali tubuhnya
membentur tubuh Val, ramai sekali di sela- sela derit ranjang yang
bergoyang sangat keras. Val tak lagi sadar sedang berada di mana. Ia
berteriak bagai kesetanan merasakan kenikmatan yang ganas dan liar.
Seluruh tubuhnya terasa dilanda kegelian, kegatalan yang membuat
otot- otot menegang. Kewanitaannya terasa kenyal menggeliat- geliat,
mendatangkan kenikmatan yang tak terlukiskan. Setiap kali
kejantangan Arya menerobos masuk, ia merasa bagai tersiram berliter-
liter air hangat yang memijati seluruh tubuhnya. Setiap kali Arya
menariknya keluar, Val merasa bagai terhisap pusaran air yang
membawanya ke sebuah alam penuh kenikmatan belaka. Dengan mata
terus terpejam, Val menjeritkan penyerahan sekaligus pengesahan atas
datangnya puncak birahi yang tak terperi. Arya merasakan
kejantanannya bagai sedang dipilin dan dihisap oleh sebuah mulut yang
amat kuat sedotannya. Ia pun tak tertahankan lagi, memuncratkan
seluruh penantian panjangnya, memuntahkan seluruh rasa
terpendamnya, bercipratan membanjiri seluruh rongga kewanitaan Val
yang sedang megap-megap dilanda orgasme. Val mengerang
merasakan siraman birahi panas yang seperti hendak menerobos setiap
pori-pori di tubuhnya. Val mengerang dan mengerang lagi, sebelum
akhirnya terjerembab dengan tubuh bagai lumat di atas kasur. Arya
menyusul roboh menimpa tubuh putih yang licin oleh keringat itu. Nafas
mereka berdua tersengal-sengal bagai perenang yang baru saja
menyelesaikan pertandingan di kolam renang. "Oh, kamu ganas sekali,
Arya. Betul-betul ganas..." kata Val akhirnya, setelah ia berhasil
mengendalikan nafasnya yang memburu. Arya cuma menggumam,
menenggelamkan kepalanya di antara dua payudara Val yang besar dan
lembut itu. Setelah beberapa saat, Val bertanya, "Berapa lama kamu di
sini, Arya?" "Aku harus berangkat kembali Senin pagi", jawab Arya
diwarnai keengganan. Val terdiam. Singkat sekali pertemuan ini,
pikirnya. Sambil memeluk Arya, ia menggumam, " Kalau begitu kamu
harus menginap di sini." "Bagaimana kalau aku tidak mau..." jawab Arya
menggoda. "Kalau begitu, aku yang menginap di rumah orang tuamu.."
sahut Val cepat-cepat. Arya tertawa, " Kalau begitu, sebaiknya aku
menginap di sini!" Dengan gemas Val berguling menindih tubuh Arya,
menggigit bahunya cukup keras sehingga Arya tersentak dan
membalasnya dengan menggulingkan kembali tubuh Val. Mereka berdua
tertawa-tawa seperti anak-anak bermain gulat. Cairan-cairan cinta
mereka berjatuhan menimpa sprei, melekat di tubuh mereka berdua,
sebuah perpaduan tubuh putih mulus dan tubuh coklat. Malam itu
mereka bercumbu tak henti- hentinya sampai pagi. Bagi Val, inilah
percumbuan terpanjangnya dengan Arya, dan justru terjadi saat mereka
tak lagi tinggal bersama!

Back to posts
Comments:
[2014-04-10 05:17] 3OerMj9pM8:

Really, there is no recipe. ^_^It's also cllead eternal, or perpetual, stew.Start it in a crock pot, tossing in whatever your preference is for a good, basic and hearty stew then, just let it go. Keep it set on warm/low (depending on how efficient your cooker is), adding more liquid(s) as it gets lower. When the meat, grain and veg starts to run low, toss in a bit more of whatever you have/feel like, spices and herbs (I also add a splash of wine or stout, occasionally) to compliment the new ingredients, and bring it up to a heavy simmer for a bit. Turn it back again, and on, and on, and on You can easily keep it going for weeks even months if you're diligent enough. It's fun to see (and taste) how it morphs and develops over time. And you always have a quick, healthy, and easy meal on hand for moments when you're rushed. Note: goat, wild game, and/or yak is /wonderful/ in this!

[2014-04-12 16:56] svlVr9DsKWZ:

AFJ. That's a tricky<a href="http://iewfaqccolh.com"> queitson</a>. I'm not trying to be evasive, but the way I work, I lose myself completely in the world of the book I'm writing at the moment - it's the only way for me to really get involved with the characters. So, when I'm writing Faerie Path, I'm totally THERE and loving it best. Then, once I get into a Warrior Princess book - like I am right now - then that's my favourite. I spend most of my off-work time thinking about the characters and what they're going to do next. I wake up in the morning with ideas for the day's writing and I go to sleep thinking about the next day. I think you have to be that involved with a book if you're going to manage to write 75,000 words that other people are going to want to read. You have to be obsessive, I guess. At least, I do.

[2018-03-13 16:52] Ramona Jordan:

I came to your Percumbuan terpanjang - Cerita Maksiat - Gardezt.jw.lt page and noticed you could have a lot more traffic. I have found that the key to running a website is making sure the visitors you are getting are interested in your subject matter. We can send you targeted traffic and we let you try it for free. Get over 1,000 targeted visitors per day to your website. Check it out here: http://insl.co/11 Unsubscribe here: http://stpicks.com/2ruse

[2018-03-29 18:14] StaWidalo:

Side Effects For Cephalexin Cialis 10mg Rezeptfrei Bestellen <a href=http://cialicheap.com>cialis online</a> Soft Cialis Order Propecia No Prescription

[2018-04-09 00:54] Kerry Beck:

This is a comment to the Percumbuan terpanjang - Cerita Maksiat - Gardezt.jw.lt webmaster. Your website is missing out on at least 300 visitors per day. Our traffic system will dramatically increase your traffic to your website: http://insl.co/11 - We offer 500 free targeted visitors during our free trial period and we offer up to 30,000 targeted visitors per month. Hope this helps :) Unsubscribe here: http://stpicks.com/2ruse


123»
Post a comment

• Home • Profil • XtCat• WyBee
maaf jika anda tidak bisa menemukan apa yang anda cari di wap sederhana ini karena semua konten yang tersedia didalam wap ini merupakan koleksi pribadi bukan untuk dikomersilkan !!!

Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)
ec2-3-22-75-138.us-east-2.compute.amazonaws.com
load page: 0.0008 detik
Dibaca: 44100 kali
© 2012 ArdieGardezt™
Bojonegoro-Jatim
Powered By XtGem
MyPagerank.Net

Snack's 1967