XtGem Forum catalog
gardezt.jw.lt
Q
Q 25/01/25
Q ON : 1 Users
Q 06:40 WIB
Bookmark Now !!!
Cerita Maksiat

Petualangan berlibur kedesa

Kamis, 22 November 2012

Cerita ini adalah pengalaman dari seorang teman dekatku yang terjadi
sekitar 5 bulan yang lalu. Aku sedikit bingung menulis cerita ini karena
biasanya aku menceritakan pengalamanku, tapi kali ini aku harus
menceritakan pengalaman temanku. Oke, tanpa banyak bicara lagi,
kumulai cerita yang kuberi judul "Petualangan Berlibur Ke Desa". Lima
bulan yang lalu, Jeff temanku mengajakku sedikit refreshing ke sebuah
desa yang kebetulan adalah tempat Jeff bermain waktu kecil. Ayah Jeff
seorang pengusaha kaya yang sedikit memperhatikan soal alam bebas,
karenanya dia membeli ribuan hektar tanah yang kemudian
dijadikannya hutan karet. Bisnis sambil memelihara alam liar, katanya.
Jeff biasa berlibur ke hutan karet ayahnya dan dia biasa menginap di
sebuah rumah yang terlihat begitu mewah kalau dibandingkan rumah-
rumah penduduk di sekitarnya. Meski terkesan ada sedikit kesenjangan,
tapi penduduk desa itu sama sekali tidak menaruh kebencian atau iri
hati pada keluarga Jeff karena keluarga itu cukup dermawan, bahkan
ayah Jeff hanya mengambil keuntungan 25% dari hasil hutan karetnya,
dan sisanya dibagikan pada penduduk yang ikut mengusahakan hutan
karet itu. Oke, cukup perkenalannya. Aku sendiri menyesal karena tidak
bisa ikut dengan Jeff karena ada sedikit keperluan dengan keluargaku.
Tapi aku berjanji akan menyusul kalau ada waktu. Jeff sedikit kecewa
tapi dia tetap pergi ke desa itu, sebut saja Desa Sukasari. Hari-hari
pertama dilalui Jeff dengan bermalas- malasan di rumahnya sambil
menikmati udara segar pedesaan yang sangat jarang ditemuinya di
Bandung. Baru pada hari kelima Jeff keluar dari rumah, diantar oleh
seorang bujangnya Jeff berjalan- jalan melihat-lihat sekeliling desa itu.
Dia berhenti ketika dilihatnya seorang gadis, mungkin beberapa tahun
lebih muda darinya sedang menyapu di pekarangannya. Rambutnya
yang hitam terurai menutupi punggungnya. Kulitnya yang hitam manis
mengkilat karena keringat yang tertimpa sinar mentari. Jeff tertegun,
baru kali ini dilihatnya gadis desa yang begitu cantik. Bujangnya tahu
kalau Jeff memperhatikan gadis itu, karena itu dia mengatakan kalau
gadis itu adalah anak salah seorang pekerja ayahnya. Umurnya sekitar
14 tahun, dan kini ayahnya sudah tiada. Dia tinggal dengan ibunya dan
sering membantu mencari nafkah dengan mencucikan pakaian orang-
orang desa yang lebih mampu. Jeff merasa iba, tapi rasa ibanya
langsung hilang berganti rasa tertarik ketika dipikirnya kalau gadis itu
pasti memerlukan uang untuk biaya hidupnya. Kemudian berubah lagi
perasaannya menjadi keinginan untuk mendekatinya ketika dilihatnya
kalau gadis itu cukup cantik dan manis. Tapi rasa ingin mendekati itu
berubah seketika ketika dilihatnya dada gadis itu yang agak terlalu
besar untuk anak seusianya. Segera saja setan bersarang di kepala Jeff.
Dia mengeluarkan dompetnya, mengambil selembar uang bergambar
Pak Harto dan menyuruh bujangnya memberikan uang itu pada gadis itu
untuk mencuci bajunya. Bujangnya tidak menaruh curiga, dia segera
memberikan uang itu pada gadis itu, dan tidak lama kemudian gadis itu
mengikutinya mendekati Jeff. Jeff menyuruh bujangnya pulang,
sedangkan dia melanjutkan jalannya bersama gadis itu. Ditengoknya
arloji di tangannya, baru pukul 4 :00 sore, karena itu Jeff mengulur
waktu. Setidaknya pukul 5 :00 sore akan dilaksanakan rencananya. Dia
bertanya dimana sungai yang airnya bening dan bisa dipakai mandi.
Gadis itu mengantarkan Jeff ke sana. Cukup jauh juga, dan setiba di
sana Jeff melepas semua pakaiannya dan langsung masuk ke sungai itu.
Dia meminta gadis itu mencuci pakaiannya, dan gadis itu menurut
walaupun agak malu-malu karena melihat Jeff berenang telanjang. Jeff
sendiri sudah sedikit sinting, entah setan apa yang merasuki kepalanya,
yang jelas ketika dilihatnya arlojinya menunjukkan pukul 5 :00 sore,
langsung dijalankan rencananya. Jeff keluar dari air, mendekati gadis
yang sedang membersihkan pakaiannya dan berjongkok di sampingnya.
Batang kemaluan di sela pangkal kaki Jeff sudah bangun dari tidurnya,
dan tanpa tembakan peringatan Jeff langsung saja merangkul gadis itu
sambil berusaha mencium leher gadis itu (sebut saja namanya Sali).
Gadis itu segera berontak karena terkejut, tapi dekapan Jeff lebih
kencang dari tenaganya. Jeffberhasil mencium leher gadis itu tapi begitu
Jeff berusaha lebih gila lagi gadis itu mengancam akan berteriak. Jeff
takut juga dia digebuki penduduk desa itu, karena itu segera ditutupnya
mulut gadis itu, dan dia berbisik, "Jangan teriak, kalau kau mau
melayaniku kuberi lebihdari sekedar lima puluh ribu, mungkin akan
kuberi seratus ribu lagi, bagaimana?" Gadis itu masih diam, tapi begitu
Jeff mengeluarkan dua lembar uang Rp. 50.000 - an yang sedikit basah
karena air sungai dan mengipas-ngipaskan di depan muka Sali, akhirnya
dia mengangguk. Kapan lagi dia bisa mendapat uang Rp 150.000 ,- dalam
sehari, begitu pikirnya. Jeff tersenyum senang sambil melepaskan
tangannya dari mulut gadis itu. Tapi ketika dia berusaha memegang
dada Sali, gadis itu berbisik, "Jangan di sini, takut ketahuan orang lain."
Jeff setuju kata-kata gadis itu, karena itu diajaknya gadis itu ke hutan
karet milik ayahnya. Jeff tahu persis kalau sore-sore begini tidak
mungkin ada orang di sana. Singkat cerita, mereka sampai di sana, dan
tanpa tunggu lama lagi Jeff segera membuka bajunya yang basah, juga
celananya. Dibentangkannya baju dan celananya di tanah, dan
diciumnya Sali sekali lagi. Kali ini dia tidak berontak. Jeff dengan mudah
menyingkirkan pakaian gadis itu, dan terlihat kedua gunung kembarnya
yang tidak begitu besar tapi lumayan juga untuk ukuran gadis 14 tahun.
Jeff meremas keduanya sekaligus sambil terus melumat bibir gadis itu.
Sekitar 2 menit kemudian Jeff berbisik, "Aku nggak butuh patung, layani
aku. Jangan cuma diam gitu aja!" Jeff lalu mendorong kepala Sali ke
bawah, dan menyuruhnya sedikit bermain dengan kejantanannya yang
sudah hampir mencapai ukuran maksimal. Gadis itu bingung, maklum di
desa mana ada film "bokep". Jeff menyuruh Sali menjilat "jamur ungu"-
nya. Sali sedikit ragu-ragu, tapi akhirnya dilakukannya juga. Ternyata Sali
cepat belajar, beberapa menit kemudian Jeff sudah dibuatnya keenakan
dengan permainannya di selangkaan kakinya. Terpedo itu sudah
mencapai ukuran maksimal, dan Sali masih terus bermain dengan benda
itu, mungkin asyik juga dia bermain dengan benda itu. Mulai dari
mencium, menjilat dan akhirnya mengulumnya sambil menggerakkan
kepalanya maju-mundur dan sesekali menghisap benda itu. Jeff cukup
puas dengan permainan itu, dan ketika dilihatnya langit mulai gelap,
disuruhnya Sali duduk. Jeff meregangkan kaki gadis itu, terlihat bulu-bulu
halus yang masih sangat jarang di sela-sela pahanya. Jeff menggunakan
lidahnya untuk membasahi vagina Sali. Sali bergoyang- goyang kegelian,
tapi kelihatannya dia menimati permainan itu. Sekarang Jeff
menggunakan jarinya untuk menggosok klitoris Sali yang masih kecil.
Sali semakin liar bergoyang- goyang menahan nikmat. Desahan mulai
keluar dari mulutnya dan vaginanya basah karena lendir yang
bercampur ludah Jeff. Tidak lama kemudian Sali mendesah panjang, dan
tubuhnya bergetar hebat. Lendir mengalir dari vaginanya yang merah
segar. Jeff tahu Sali sudah mencapai puncak, dan inilah kesempatannya
untuk menusukkan terpedonya ke kemaluan Sali. Dibukanya lebih lebar
paha Sali, dan diarahkannyakepala kejantanannya ke vagina Sali. Sali
sendiri masih memejamkan mata menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tapi
tiba- tiba dia menjerit tertahan ketika Jeff memaksa terpedonya masuk
ke lubang yang sempit itu. Sali kembali menjerit ketika kejantanan Jeff
semakin memaksa melesak masuk ke dalam. Jeff berusaha keras
menembus pertahanan vagina Sali, tapi baru setengah dari barangnya
yang masuk ke dalam. Jeff meremas dada Sali sambil menciumnya. Dia
berusaha membuat otot kemaluan Sali sedikit mengendur, dan ketika
dirasakannya mulai mengendur, disodoknya sekuat tenaga
kejantanannya ke dalam kemaluan Sali. Kali ini Sali menjerit cukup
keras, dan terlihat air mata keluar dari balik kelopak matanya yang
tertutup menahan nyeri. Jeff tidak peduli, sekarang sudah
seluruhkejantanannya masuk, dan mulai digoyangkannya maju- mundur
diiringi jeritan- jeritan kecil Sali. Vagina Sali sangat sempir, karena itu
belum lama Jeff bermain sudah hampir keluar maninya. Jeff
mempercepat gerakannya, dan Sali semakin kuat menjerit. Tentu saja
vagina Sali yang masih 14 tahun itu terlalu kecil untuk kejantanan Jeff
yang lumayan besar. Belum selesai Jeff bermain, suara Sali tidak
terdengar lagi, dia pingsan karena tidak kuat menahan nyeri. Jeff sendiri
mengetahuinya, tapi dia tidak mau menghentikan permainannya,
dikocoknya terus kemaluan Sali yang sedikit memar, dan akhirnya Jeff
mendesah dalam sambil merapatkan tubuhnya ke tubuh mungil Sali.
Setelah itu Jeff sempat mengocok vagina Sali lagi, dan ketika hampir
mencapai puncak kedua kalinya Sali bangun dari pingsannya. Dia
langsungmenjerit-jerit dan beberapa saat kemudian mereka mencapai
puncak hampir bersamaan. Jeff terlihat puas dan lelah, dan ketika
dicabutnya kejantanannya dari vagina Sali, terlihat maninya keluar lagi
dari kemaluan Sali. Kental berwarna putih kekuningan yang bercampur
darah keperawanan Sali. Jeff mengajak Sali membersihkan diri, dan
ketika selesai diberikannya dua lembar uang Rp. 50.000 -an pada Sali.
Sali sangat berterima kasih, dan Jeff berpesan agar jangan sampai hal
itu diketahui orang lain. Sali mengangguk, tapi Jeff segera menegur Sali
ketika diperhatikannya jalannya sedikit menegang menahan perih di
kemaluannya. Sali berusaha berjalan normal walaupun dirasakannya
sakit di sela pahanya. Dia juga takut kalu orang-orang desa tahu kalau
dia sudahmenjual tubuhnya pada Jeff, tapi tetap saja diambilnya resiko
itu demi uang yang memang sangat dia butuhkan. Dua hari kemudian
aku datang menyusul Jeff, dan di sanalah Jeff menceritakan kisahnya itu.
Aku jadi sedukit terangsang juga mendengar cerita itu, dan rencananya
aku akan mencobanya juga bila ada waktu, yang jelas hari-hari
berikutnya benar-benar menyenangkan untuk kami bertiga. Aku dan Jeff
sama-sama terpuaskan, sedangkan Sali sangat senang mendapat
ratusan ribu uang walaupun dia harus tersiksa hampir setiap dua malam
sekali karena aku dan Jeff secara bergilir dua hari sekali mencicipi tubuh
mungilnya itu. Dua minggu kami di sana, dan di hari terakhir aku dan
Jeff menidurinya bergantian dalam satu malam. Bisa dibayangkan
bagaimana rasanya gadis berumur 14 tahun disetubuhi oleh dua laki-laki
bergantian dalam satu malam, benar-benar luar biasa. Tapi satu hal yang
kupuji dari Sali, dari hari-kehari vaginanya tetap saja sempit, dan itu
yang membuat aku dan Jeff betah menidurinya. Aku juga
merencanakan untuk mengajak Alf dan Lex teman baikku untuk ikut
serta mencicipi kenikmatan itu, tentu saja itu akan kuceritakan di cerita
lain. Tunggu saja pengalaman kamiberempat bersama Sali.

Back to posts
Comments:

Post a comment

• Home • Profil • XtCat• WyBee
maaf jika anda tidak bisa menemukan apa yang anda cari di wap sederhana ini karena semua konten yang tersedia didalam wap ini merupakan koleksi pribadi bukan untuk dikomersilkan !!!

Mozilla/5.0 AppleWebKit/537.36 (KHTML, like Gecko; compatible; ClaudeBot/1.0; +claudebot@anthropic.com)
ec2-3-135-201-101.us-east-2.compute.amazonaws.com
load page: 0.0003 detik
Dibaca: 44099 kali
© 2012 ArdieGardezt™
Bojonegoro-Jatim
Powered By XtGem
MyPagerank.Net